Kali ini saya akan membahas sedikit mengenai game yang sedang hangat-hangatnya belakangan ini. Apa itu? Pokemon Go! Anjas…. Kalau kata orang sih, Game ini bukan sembarang game. Bahkan ada yang bilang bahwa game ini adalah mimpi yang menjadi kenyataan. -_-“ Mimpi lu keren juga cuy.- Dimana orang-orang hanya bermimpi ke bulan, dimana Amerika hanya mau tau cara ngendaliin waktu, dimana Jepang hanya mau ngancurin otak manusia lewat video hite-hite. Namun orang tersebut bermimpi lebih tinggi, yaitu bermain Pokemon Go. *Standing Applaus
Pokemon Go itu game apa sih? Bagi yang belum tau atau tidak mau tau (kek gw). Pokemon Go merupakan game terintegrasi GPS berbasis augmented-reality yang dikembangkan oleh Pokemon Company bekerja sama dengan Nintendo dan Niantic. Intinya sih, game yang memanfaatkan lingkungan sekitar.
Pengguna dalam game ini juga mendapat keahlian baru yaitu melihat pokemon. Kalau orang-orang dulu ingin melihat setan harus dengan ritual kembang-kembangan, kali ini pengguna hanya perlu mendownloadnya di PlayStore atau website penyedia aplikasi bajakan lainnya. Pengguna/pemain dapat melihat pokemon melalui layar smartphone sebagai view finder dari kamera perangkat. Nah, dari layar itu akan muncul pokemon animasi 3D jika pengguna berada di wilayah tertentu.
Wilayah-wilayah dalam game ini juga mempengaruhi bentuk dari pokemon yang akan muncul nanti. Kalau dekat air, maka yang keluar pokemon air, kalau dekat mantan? Yang keluar berair-air. Lah ucul.
Nah, pengguna dalam game ini diberi jabatan. Kalau orang-orang sampe berantem demi jabatan, nah di sini semua bisa dapet jabatan. Jabatan bagi pengguna adalah Trainer ‘pelatih’. Nah, tugas dari Trainer ini ya sudah jelas, melatih. Melatih agar pokemon-pokemon yang sudah ditangkap menjadi kuat hingga bisa dipertarungkan atau ditukar dengan user lainnya nanti. Seru ya? Jadi ingin main.... Et, tahan dulu, itu kan sisi serunya, coba kita lihat sisi tidak serunya. Yuk ikut om…
Pembuat game ini ialah John Hanke, beliau merupakan orang yang membuat aplikasi Keyhole. Kalau kalian tau Google Earth, maka Keyhole merupakan cikal bakalnya aplikasi Google Earth itu terbentuk. Google membeli aplikasi tersebut, lalu diubah nama menjadi Google Earth.
Setelah beliau sukses dengan aplikasi Keyhole-nya. Selanjutnya beliau membuat beberapa game berbasis GPS melalui perusahaan yang disokong oleh Google yaitu Niantic. Game pertamanya yaitu Ingress, game ini memungkinkan pemain untuk bermain sesuai dengan area yang terlihat di GPS. Game inilah yang menjadi ide bagi Hanke untuk membuat Pokemon Go di tahun 2014.
Dalam peluncurannya, game Pokemon Go ini begitu diminati para pengguna smartphone. Sebanyak 10 juta kali sejak peluncurannya 6 Juli lalu, game ini sudah didownload. Rekor ini mengalahkan aplikasi lain seperti Facebook, Snapchat, Instagram, dan Whatsapp. Lalu apa tidak serunya?
Sayangnya, *cie sayang* Pokemon Go juga memiliki kelemahan terutama pada privacy penggunanya. Keamanan data dan keselamatan pengguna menjadi masalah utama dari game ini. Tidak hanya itu, adanya spekulasi Intelejen dunia yang bekerja sama dengan Google untuk memata-matai umat manusia, juga perlu diwaspadai.
Sayangnya, *cie sayang* Pokemon Go juga memiliki kelemahan terutama pada privacy penggunanya. Keamanan data dan keselamatan pengguna menjadi masalah utama dari game ini. Tidak hanya itu, adanya spekulasi Intelejen dunia yang bekerja sama dengan Google untuk memata-matai umat manusia, juga perlu diwaspadai.
Para penganut Teori Konspirasi mengatakan bahwa game tersebut sengaja diciptakan untuk merekonsiliasi data citra fisik valid untuk memetakan setiap sudut wilayah negara-negara dimana para user berada. Pasalnya, satelit yang digunakan oleh Google Earth dan Google Maps belum mampu menjangkau gambaran sempurna 3 dimensi dalam sebuah wilayah. Maka dari itu mereka memanfaatkan kebodohan para gamers atau gadget maniac untuk maping dan memetakan sistem pertahanan dan unit-unit vital setiap Negara lewat game yang mengkoneksikan fitur kamera, maps dan data celular.
Katanya, Pokemon Go adalah sebuah teknik operasi intelijen yang dijalankan USA melalui eksploitasi dan analisis pencitraan dan informasi geospasial dalam menggambarkan fitur fisik dan aktivitas secara geografis di bumi. Pernyataan tersebut bisa muncul karena sebelumnya, pemanfaatan aplikasi geoweb (Google Earth dan Google Maps) digunakan oleh pasukan Amerika untuk memata-matai Osama bin Laden di rumah persembunyiannya pada 2 Mei 2011 lalu.
-Tidak hanya di satu titik, namun Osama bin Laden dapat diikuti mulai dari Khartoum, Jalalabad, sampai daerah terpencil dimana ia bersembunyi dan menemui ajalnya di Pakistan.-
Jika Osama bin Laden bisa dimata-matai hanya dengan aplikasi google yang mencintrakan bentuk datar dari satelit, lalu bagaimana jika sistem itu semakin sempurna dengan metode yang tak terduga melalui data fisik 3D faktual. Salah satunya melalui game ini.
Masih belum paham betul? Oke, bagaimana dengan fitur kamera secara online yang ada dalam Pokemon Go ini? Kamera yang berjalan secara online ini dapat dimanfaatkan sedemikian rupa tanpa sepengetahuan pengguna, meskipun game sedang tidak dimainkan sama sekali. Maka pengguna/pemain game tersebut bisa dikatakan sebagai CCTV berjalan, atau kamera tersembunyi yang bisa dikendalikan.
Jika masalah di atas terlalu luas, lalu bagaimana dengan kejahatan kriminal yang bisa saja terjadi atau menimpa para pengguna/pemain game tersebut? Dalam game ini pengguna diwajibkan mencari pokemon di beberapa wilayah. Pokemon yang ada pun tidak banyak di tiap wilayahnya. Maka para perampok akan dengan mudah memanfaatkan pokemon yang sedikit itu sebagai umpan jebakannya. Simple saja, perampok menemukan pokemon tersebut lebih dahulu, namun tidak ditangkap, melainkan dibiarkan begitu saja hingga pencari pokemon lainnya –target rampokan- datang untuk menangkap pokemon tersebut. Apa yang terjadi? Perampok akan merampok pengguna tersebut hingga pokemon-pokemonnya jika masih perlu. (Lumayan nambah koleksi)
Bukan hanya itu, pengguna juga akan semakin terancam keselamatannya karena selalu melihat layar smartphone demi mencari pokemon. Kewaspadaan pengguna akan menurun dan mengabaikan sekitar, sehingga kecemburuan bisa saja terjadi. (“Jadi kamu lebih mentingin pokemon daripada aku? Kita putus!”). Apalagi di Indonesia, pengguna motor yang begitu banyak hingga ke trotoar-trotoar akan membahayakan para Trainer Pokemon dalam berburu pokemon karena hanya terfokus pada smartphone.
Nah, maka dari itu jangan sembarangan deh download-download. Jangan mentang-mentang sedang tren, lalu main download aja. Kalaupun ingin bermain, saya sarankan menggunakan akun palsu demi menjaga keamanan juga privasi anda sendiri. Satu lagi, jangan asal download melalui website penyedia APK, anda tidak tahu kan virus apa saja yang bisa dimasukkan ke dalam aplikasi tersebut? Bisa saja kan teori konspirasi itu benar? Tidak ada salahnya waspada. Bang Napi kan waspada terus tuh.
Yuk main. Eh banyak tugas, gak jadi deh.
Sumber : HiddenSecret
Gambar : dpbbmterbaik.blogspot.com
No comments:
Post a Comment