Tuan Nona Kesepian

Hei Tuan, permainan apa lagi yang ingin kau coba? Ini itu telah kau raba, hidupmu penuh dengan tawa, seakan tak ada lagi tanda tanya. Hei Tuan, kemana lagi kau pergi? Dari tempat lahirmu hingga tempat terbaikmu telah kau pijaki. Bendera kemenangan telah kau tancapkan di gunung berapi. Hei Tuan, mau menyelam seberapa dalam lagi? Dasar laut penuh ikan berbahaya sudah kau selami, laut gelap minim gemerlap telah kau uji. Apalagi Tuan? Kenapa engkau masih sering lupa diri disaat kau sendiri? Aku di sini orang ke tiga yang tertawa melihat tingkahmu. Bagai orang lupa cara memakai celana dan baju, kau menelanjangi diri akibat tekanan dalam diri. Kasian kau Tuan.
Hei Nona, idealisme macam apa lagi yang kau cari? Pria tawa sampai
bagus raga kau tinggal saat senja. Matamu dan tanganmu selalu pandai memanah brand-brand ternama yang sudah pasti tidak murah. Hei Nona, teman terbaik macam apa lagi yang kau cari? Dari pelosok negri hingga luar jarak Negara ini telah kau kenali, buat apa lagi kau mencari? Apa kurang “like” dan “love” di akun sosial mediamu? Kau terus tertawa di malam hari, tawa yang terus kau luapkan tanpa sadar bahwa itu tidak layak ditertawakan. Hei Nona, tawamu sungguh indah. Namun, matamu memberi tanya, apakah itu tawa penuh rasa? Saya rasa tidak Nona, saya sangat bisa merasakan kekosongan yang tergambar dari matamu. Kasian
kau Nona.
Hei Tuan dan Nona, mengapa kau masih keras kepala, kalau kau begitu membutuhkan dia. Dia yang bisa kau peluk, genggam, dan jaga dengan setia. Dia yang bisa mendengarkan keluh kesahmu dengan tawa, menghiburmu di saat luka, dia yang mendekapmu disaat canda. Sudahlah Tuan, Nona, jangan lagi tetap berada di kelas itu, kau seharusnya sudah lulus dari tahun lalu, dasar keras kepala. Cobalah lulus dari kelas itu dan pergi membuka diri, kau butuh itu sekarang, percayalah. Tapi, jangan harap dia itu berguna, kau hanya akan menjadi sedikit bijaksana dengan kerusakannya. Kerusakan yang membuatmu bertanya dan berkata-kata, kata yang tidak berarah dan tidak berguna. Pembelajaran baru akan kau terima setelahnya, maka bijaksanalah dan tertawalah
bersamanya.

Pages