Bulan ini tepat di bulan September, 3 bulan sudah
aku bersekolah di sekolah ini. Hari demi hari yang aku lalui mempunyai sebuah
kenangan spesial tersendiri. Dan aku semakin dekat dengan Kak Rio yang aku
anggap sebagai pangeran idaman ku tetapi dia tak pernah tahu dengan semua
tentang perasaan yang aku miliki. Aku berharap walaupun dia memiliki pacar
tetapi suatu saat nanti sebelum dia lulus dari sekolah ini, dia tahu dan
mengerti perasaan yang aku punya. Memang benar kata pepatah bahwa “Jadi
perempuan itu gak enak, enggak bisa ngungkapin perasaan duluan terhadap orang
yang kita suka”.
Hari ini adalah hari pementasan lomba karawitan
se-nasional dan tim karawitan dari sekolah ku urutan ke- 5 dari 10 peserta.
Setelah urutan ke- 5 dipanggil oleh juri, tim kami pun maju dan memberi
kemampuan yang telah kami latih selama 3 bulan ini. Dan ternyata usaha yang
kami lakukan selama 3 bulan dengan berlatih hingga sore setiap hari, tim
karawitan sekolah ku pun menang dan mendapatkan juara 2 se-nasional. Kak Rio
pun merasa senang karena usahanya dengan cara suka marah – marah kepada kami,
akhirnya menghasilkan buah yang manis tapi ingat ya kawan tidak selamanya kita
mendapatkan hasil yang manis jika tidak berlatih, berusaha, dan berdoa dengan
sungguh – sungguh. Kak Rio juga senang
bukan karena hasil jerih payah kami saja tetapi di hari ulang tahun ini dia
mendapatkan kado yang terindah dari tim karawitan sekolah. Dan aku merasa
senang karena bisa melihat dia tertawa lagi.
Setelah pelaksanaan lomba berlalu, aku pun kembali
belajar seperti biasa dan mengikuti ekskul karawitan seminggu sekali. Semakin jarang
sekali aku bertemu dengan Kak Rio tetapi aku selalu semangat dalam belajar di
sekolah. Dan suatu ketika saat aku sedang latihan karawitan yang biasanya rutin
dilakukan seminggu sekali, tanpa sengaja atau tidak sengaja Kak Rio memberi ku
coklat pada saat kami sedang latihan karawitan. Aku pun senang sekali menerima
coklat yang diberinya. Sesampai aku di rumah, aku langsung menulis kejadian itu
di buku harian yang selalu menemani ku di saat aku suka dan duka. Akan tetapi,
setelah kejadian itu, Kak Rio semakin jauh
dengan aku. Hal yang membuat ku kaget adalah saat mendengar bahwa Kak Rio putus
dengan pacarnya dan semenjak dia putus dengan pacarnya, dia mulai jarang ikut
latihan karawitan bahkan aku tidak pernah melihat dirinya di kantin,
perpustakaan, uks, koridor sekolah, maupun parkiran motor. Aku mulai berpikir,
apakah Kak Rio melakukan itu semua karena sebentar lagi dia akan menghadapi
ujian – ujian sekolah dan ujian negara. Namun, aku tidak begitu jelas
mengetahui apa sebab dari alasan dia menghindar dari semua aktivitasnya. Tetapi
sebagai perempuan, dari kejadian itu aku merasa bahwa aku hanya diberi harapan
palsu olehnya.
Setelah kejadian apa yang dilakukan Kak Rio pada ku,
tidak membuat diriku patah semangat melainkan aku lebih semangat untuk sekolah
dan lebih cepat untuk menerima dan beradaptasi di dalam lingkungan sekolah.
Melainkan sejak kejadian itu, aku lebih friendship kepada semua orang dan aku
mulai mempunyai banyak teman. Dan kata salah satu teman ku yang bernama Yanti,
nama ku lebih tenar daripada sebelumnya karena guru dan teman banyak yang suka
dengan sikap ku kepada mereka. Apalagi pada saat teman – teman ku meminta untuk
mengajari mereka tentang pelajaran yang mereka tidak kuasai, aku sangat senang
melakukan itu karena aku ingat sebuah pesan “hal yang paling termulia, yaitu
ketika kita membantu orang lain yang sedang mengalami kesulitan.” Karena
kesibukan ku membantu teman – teman maupun orang yang membutuhkan, aku mulai
lupa dengan seorang pangeran idaman ku yang satu sekolah dengan ku malah bisa dikatakan
bahwa aku sukses move on dari seseorang yang telah memberi harapan palsu kepada
ku.
Dan akhirnya aku memasuki ujian semester pertama,
ujian semester pertama dilakukan selama 10 hari. Hal yang paling payah dari
diriku saat akan menghadapi ujian ini adalah sakit demam, setiap aku menghadapi
ujian pasti aku sakit demam. Entahlah apa karena ketegangan ku atau mungkin
memang takdir ku setiap ujian harus di dahului dengan demam tetapi aku tetap
bersyukur kepada Tuhan karena telah memberikan ku sakit saat ingin menghadapi
ujian, mungkin Tuhan memberikan ini semua supaya aku tidak terlalu menekankan
tekad ku untuk belajar terus tanpa mengenal istirahat. Walaupun aku sakit
tetapi aku tetap belajar dengan sungguh – sungguh agar mendapatkan hasil yang
memuaskan pada nilai akhir rapot ku nanti. Setelah aku melaksanakan ujian
semester pertama selama 10 hari, akhirnya aku memasuki kegiatan remedial dan
class meeting dan aku bersyukur setelah aku melihat pengumuman, nilai ku tidak
ada yang di bawah kkm, jadi aku bisa bergabung untuk memeriahkan kegiatan class
meeting yang di buat oleh anak – anak OSIS. Pada saat class meeting, aku
mengikuti lomba basket, dalam lomba tersebut aku satu tim dengan Amel, Caca,
Karin, dan Rachel. Kami sangat semangat saat tim kami maju dalam lomba
tersebut. Saat sedang asik bermain basket, tidak sengaja aku ditabrak oleh
lawan dan aku pun cidera dan akhirnya aku di ganti kan oleh Emalia karena kaki
ku sepertinya terkilir dan tidak bisa melanjutkan untuk bermain basket lagi.
Dan aku dibawa ke UKS oleh panitia class meeting, disana aku diberi obat dan
aku disuruh beristirahat agar merilekskan otot – otot badan ku yang tegang
karena kecelakaan kecil tersebut.
Aku pun terbangun dari tidur ku, aku tidak tahu
berapa lama aku beristirahat di uks tetapi saat aku bangun dari tidur ku, ada
seorang pria yang menunggui ku di samping tempat tidur dimana aku berbaring dan
seorang pria itu adalah pangeran idaman ku yang telah aku lupakan dan selama
ini menghilang tanpa alasan. Aku kaget ketika melihat dia ada disini dan saat
dia melihat aku sudah bangun, dia langsung memberi ku segelas air putih dan aku
di suruh makan olehnya. Dan dia mulai mengawali pembicaraan di keheningan ruang
uks ini “Din, kamu main basketnya tadi bagus lho. Tapi sayang lawannya main
body sih jadi kamu gak sengaja cidera deh. Padahal aku tadi lagi asik menonton
pertandingannya saat kamu dan tim kamu sedang bertanding,” aku pun menjawab
“biasa aja kok Kak, aku main dengan cara teknik yang sering aku latih di rumah
kok Kak. Aku juga mesti harus banyak sering latihan lagi agar bisa melawan
musuh yang suka melawan dengan body. Lagian tadi sebelum aku melakukan
pertandingan, aku gak sempet buat pemanasan dulu karena tadi di panggil sama Bu
Reni. Kakak ngapain disini?” Kak Rio menjawab “aku disini nungguin kamu karena
aku khawatir sama kamu, ketika kakak melihat bahwa yang cidera itu kamu. Jadi,
kakak datang ke uks untuk menemui kamu. Kakak juga mau minta maaf sama kamu
atas kejadian setelah kakak memberi coklat ke kamu, kakak langsung menghilang
begitu saja. Kakak gak bermaksud buat memberi harapan palsu sama kamu tapi
kakak mau tahu apakah kamu akan mencari kakak.” Aku pun menjawab “Harusnya
kakak gak usah khawatir sama aku tapi kakak khawatir sama mantan kakak. Dan
bukan aku yang kakak sakitin tapi mantan kakak lah yang kakak sakitin,
seharusnya kakak minta maaf sama dia kak, bukan sama aku. Lagian kalau aku cari
kakak, kakak juga pasti gak akan aku temuin. Jadi aku coba untuk move on dari
kakak, mengubah kehidupan dan kebiasaan aku, dan semuanya sukses. Jadi, kakak
gak usah khawatir dengan keadaan aku.” Kak Rio pun menjawab lagi “Kakak gak
nyakitin mantan kakak kok malah kakak mutusin dia karena kakak tahu kalau ada
orang ketiga dalam hubungan aku sama dia. Jadi aku mutusin dia, dek. Lagi pula,
aku mikir kenapa aku harus mempertahankan hubungan kalau memang masih ada yang
lebih baik lagi dari hubungan dengan dia. Dan ada orang yang selalu ada buat
aku dan aku sengaja menghilang beberapa saat karena aku mau lihat kamu bisa gak
kalau tanpa aku dan kamu bisa gak merubah sikap kamu supaya lebih terbuka lagi
dengan semua orang. Dan setelah kakak lihat semua perkembangannya ternyata kamu
bisa ngelakuin semuanya. Akhirnya kakak memutuskan supaya ketemu kamu pada saat
class meeting di taman sekolah tapi ternyata kamu cidera karena lomba tadi,
jadi kakak nemuin kamu deh di uks. Dan ada satu hal yang kakak mau bilang ke
kamu, kalau kakak suka sama kamu. Kakak berharap kamu juga punya perasaan itu
sama kakak, dan kakak mau kita jadian. Kamu mau gak?” setelah mendengar
perkataan itu aku kaget, aku merasa ini semua mimpi. Aku gak percaya dengan
semua perkataan itu, pangeran idaman ku yang selama ini menghilang dari
kehidupan ku dan sekarang datang menemui aku, mengatakan hal itu kepadaku.
Kemudian aku terbangun dari lamunan ku karena pertanyaan Kak Rio menanyakan hal
itu sekali lagi “Dek, kamu mau gak jadi pacar kakak?” dan aku menjawab “Kak,
aku gak tahu ini mimpi atau bukan tapi aku ngerasa ini aneh. Kakak menghilang
dan tiba – tiba datang temui aku, menanyakan suatu hal yang gak pernah aku
harapkan. Maaf kak, sepertinya aku gak bisa kak karena aku gak bisa jauh dari
kakak. Jadi, aku gak bisa nolak kakak.” Sejak itu, aku pun pacaran dengan Kak
Rio yaitu pangeran idaman ku. Aku merasa senang sekali , aku merasa ini seperti
mimpi tapi inilah sebuah jawaban dari doa ku selama ini. Dan tidak hanya
mendapatkan hadiah seorang pangeran saja tetapi aku juga mendapatkan nilai
rapot yang memuaskan, aku mendapatkan peringkat 3 di kelas ku. Walaupun hanya
peringkat 3 tetapi aku bersyukur karena Tuhan telah memberikan apa yang selama
ini aku minta dalam doa dan aku sudah melakukannya dengan sungguh – sungguh
serta berusaha semaksimal mungkin.