Kenali apa yang kau cintai


Minggu lalu saya mengikuti retreat yang ditujukan bagi pemuda dan remaja HKBP Kramat Jati bersama sekitar 80 peserta lainnya. Acara yang dilaksanakan di cipanas ini berlangsung 3 hari 2 malam(katanya). Suasana yang dingin begitu membekukan jiwa, kala pemuda menuangkan anggur merahnya kedalam gelas kaca, melawan cuaca yang lebih kuat daripada hayal, memilukan tulang yang bergerak melawan sendi yang sedang bergejolak arahnya *skip *jedorrr. Tiga sesi yang disajikan oleh Pdt binsar dan bang niko begitu menyentuh iman, terlebih bagi pribadi yang mengikuti setiap sesinya. Begitu mudah dicerna dan diterima akal setiap sesinya. Ada yang menarik dari ketiga sesi kemarin, lebih menarik daripada nemu 100 ribu dikantong waktu nyuci baju, lebih menarik daripada beli gorengan 3 bayarnya cuman 1. Yaitu topik sesi pertama yang dibawakan oleh Pdt binsar. Ia memberikan beberapa pertanyaan beserta podium bagi yang sangat setuju, setuju, netral, tidak setuju dan sangat tidak setuju. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan merupakan hal yang terjadi sehari-hari, bahkan pertanyaan masalah cinta dan hati. Masuklah kepada pertanyaan terakhir, yaitu ‘percayakah kita  akan adanya cinta sejati?’. Pertanyaan yang sangat mudah dijawab terlebih oleh anak muda yang mengikuti sesi 1 saat itu. Hasilnya sangat banyak yang berdiri di podium sangat tidak setuju, salah satunya saya. Banyak juga yang mengisi di podium sangat setuju (mungkin ini yang sering nonton drama korea sama naruto versi korea) dan beberapa yang ngantuk di podium netral.  

Sebenarnya apa yang dimaksud cinta sejati menurut sesi tersebut? Mengapa banyak yang mengklaim tidak percaya? Kenapa pembaca ga ada yang jawab? Oh iya inikan cuman tulisan hmm. Tak lama Pdt binsar menjelaskan tentang cinta sejati yang sesungguhnya adalah cinta yang berasal dari Tuhan Yesus kristus. Lalu saya berfikir, bagaimana bisa pertanyaan yang ternyata begitu krusial dan saklak tersebut bisa kami jawab begitu cepat dan tanpa mempertimbangkan lebih mendalam terhadap definisinya. Kemudian Pdt binsar memerintahkan untuk membuka Kolose 3:23 yang berisi “apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti  untuk Tuhan dan bukan untuk manusia”. Sangat singkat menurut saya, namun begitu ringkas kepada pokok permasalahan yaitu ‘untuk Tuhan dan bukan untuk manusia’. Pdt binsar menjelaskan cinta antara manusia dengan manusia memanglah sangat indah, singkat, dan hanya dipengaruhi oleh fisik, wajah, sifat-sifat dan pengorbanan masing-masing individu. Tapi sangat berbeda dengan cinta Tuhan yang bersifat agape, yaitu cinta tanpa batas, mengasihi dengan segenap hati. Karena penjelasan penjelasan tersebut, bagaimana bisa saat itu saya masih berdiri di podium sangat tidak setuju akan cinta sejati sambil tertawa dan minum segelas jahe anget, padahal saya masih bernafas sampai saat ini, bisa makan sampai saat ini, bahkan jari saya pun masih bergerak untuk menulis tulisan ini. 

Pdt binsar meneruskan dengan memberikan 5 ciri-ciri cinta, yang saya ingat adalah ‘I love you because I love you’ dan ‘I love you because we would be great together’. kalimat-kalimat yang begitu omong kosong ketika kita pikirkan, namun sangat berarti ketika Pdt binsar menjelaskan. Dengan logika cinta ‘A love B because B love A’, selesai, itulah cinta yang sesungguhnya. Memang serumit itu ketika membahas cinta dalam sudut pandang agama, terutama Kristen.  Untuk perkenalan, saya seseorang yang berkuliah di fakultas komunikasi daerah LA Los Ange... eh Lenteng Agung, yang sering dibanjiri oleh definisi dan pengertian oleh para filsuf filsuf dunia. Rasa penasaran membawa saya untuk  mencari arti cinta atau pacaran menurut kristen, dapatlah sebuah kesimpulan dari beberapa artikel pengertian cinta atau pacaran adalah berjalan bersama-sama menuju jalan Tuhan. Dapatlah sebuah kesimpulan bahwa sejauh apapun kita berjalan dengan pasangan, tujuan utamanya bukanlah menuju jalan  yang sudah kita rencanakan, tetapi menuju jalan Tuhan dalam hal baik ataupun buruk selama perjalanan.


Ternyata lebih lega sesudah mendengarkan penjelasan-penjelasan yang disampaikan Pdt binsar, mudah di ingat dan tentunya bisa menjadi pedoman hidup dan dewasa dalam memilih apa yang akan kita cintai. Bapak saya pernah bertanya, “apakah kau akan mencintai orang yang tak kau kenal diluar sana?” Dengan mengambil Toa rusak dan menyetel volume paling besar saya mengatakan, tentu tidak! sangat mudah untuk dijawab, Namun begitu menarik ketika ia kembali bertanya “lalu bagaimana kau akan mencintai Tuhanmu, bahkan yang tak pernah kau temui sebelumnya?” pertanyaan yang begitu sulit, bahkan lebih sulit daripada mencari angka dibelakang pi 3,14. Sudah saatnya kita melupakan pertanyaan-pertanyaan besar tentang dunia ini, dan melihat pertanyaan kecil yang bahkan sama sekali tak terjawab oleh akal dan logika.

Pages