Kemarin saya baru melihat orang berpelukan di pinggir jalan Psr. Kramat Jati dan anehnya mereka saling menimpa satu sama lain dan saling menempelkan pukulan manis. Bajunya sudah ada yang sobek tak karuan dan sepertinya bisa menjadi trend terbaru 2020. Saya pun iseng bertanya kepada mereka berdua.
"Sedang apa kalian?" Namun tak ada jawabnya, mungkin mereka tidak mendengar? Itu yang ada dalam benak saya. Saya pun berinisiatif bertanya kepada tukang ojek di persimpangan jalan daerah Cijantung. Namun mereka tidak tahu apa-apa. Saya pun hanya bisa menyimpulkan sendiri bahwa mereka hanya bercanda ria. Hingga esoknya saya mendapatkan kabar bahwa salah satu dari mereka ada yang meninggal, dan satunya lagi sedang diperiksa pihak kepolisian. Mereka bercandanya asik ya.
Tak usah perduli dengan cerita bodoh diatas, karena kali ini saya akan membahas tentang emosi. Apasih emosi itu?
"Emosi adalah perasaan intens yang ditujukan kepada seseorang atau sesuatu. Emosi adalah reaksi terhadap seseorang atau kejadian. Emosi dapat ditunjukkan ketika merasa senang mengenai sesuatu, marah kepada seseorang, ataupun takut terhadap sesuatu." (Wikipedia)
Emosi ada yang senang, marah, takut, dan perasaan lainnya yang berhubungan dengan perasaan *masa sih pak?*. Kita manusia sering mengekspresikan emosi dengan salah. Biasanya kalau sudah marah, seseorang menjadi lebih brutal dan mencari-cari pelampiasan. Bahkan, jika seseorang yang emosinya tidak dapat dikendalikan dapat menyebabkan penyakit jantung, migrain, dan juga asma.
Nah kali ini saya akan membahas betapa sulitnya menahan emosi disaat moment-moment tertentu, dan memang "sial" jika dalam kondisi ini. Cekidot:
1. Marah Disaat Tidak Tepat
"Marah-marah mulu sih, lagi dapet ya?" Kata Surti kepada Yono. Kata sindiran seperti itu sering kali dipakai untuk orang yang sedang sensitif dan gampang marah, kalah kali produk tes kehamilan.
Marah disaat yang tidak tepat sering kali menjadi hal yang menyebalkan sekaligus menyenangkan. Kemarin teman saya bercerita kalau ada seorang Ibu yang masuk ke gerbong kereta dengan "brutal". Bayangkan saja, Ibu itu menerobos masuk gerbong dengan cara seperti ini:
Sumber gambar : http://www.gilasport.com
Sambil berkata "minggir-minggir!". Kebetulan fisik Ibu itu gemuk dan sehat, tidak gelonggongan lah. Lalu dia bergegas mencari tempat duduk yang sebetulnya masih banyak yang kosong. Saya rasa Ibu ini marah disaat yang tidak tepat, kenapa? Dia marah di transportasi umum dengan harapan mendapat tempat duduk, dan dia marah dan menerobos dengan paksa di gerbong yang sebetulnya masih kosong dan tidak perlu berebut untuk mendapatkan tempat duduk. Untung saja dia mendapatkan tempat duduk, kalau tidak? bisa duduk samping "Pak Kusir" yang sedang bekerja, mengendarai "kuda" supaya baik jalannya. Njus njes njus njes njus njes....
2. Senang Disaat Tidak Tepat
"Seneng banget lu kek habis sunatan" kata Yono kepada Surti. Mengingat bahwa si Yono senang sekali jika habis disunat karena mendapatkan banyak uang, bahkan kalau bisa dia ingin mengulanginya lagi. Sayangnya punya Yono tidak mendukung. Mau dikatakan apa lagi....
Orang yang senang biasanya akan sering bercanda dan menanggapi sesuatu dengan tawa. Namun, jika kebablasan bisa menjadi petaka. Contoh :
Pagi itu Yono sedang senang-senangnya karena mendapat uang saku lebih dari bapaknya dan juga saudaranya. Sambil berjalan dia tersenyum dan memikirkan DVD dangdut koplo yang akhirnya bisa dibelinya.
Pada hari itu, Yono ada jadwal rapat berasama guru untuk membicarakan acara yang akan digelar beberapa hari kedepan. Kebetulan Yono adalah ketua Osis, sesampainya di tempat rapat, guru pembimbing pun sudah siap dan teman-temannya pun begitu. Dengan konyol Yono membuka rapat sambil cengar-cengir
"Naik pesawat ke Cileduk
Tuh pesawat merah warnanya
Eh temen-temen! Nyok kita duduk
Biar kita mulai rapatnya..."
teman-teman dan guru pun duduk dengan poker face. Rapat pun dimulai dengan sedikit aneh karena Yono yang biasanya serius menjadi sering bercanda dan cengar-cengir sendiri. Hingga akhirnya sang Guru bertanya "bagaimana cara kalian mendapatkan dana yang sebesar itu?" Dengan konyol Yono pun menjawab, "Kepo banget lu bu hahahah" sambil mengajak teman-temannya tertawa, namun tidak ada yang merespon. Karena memang Yono dikenal sebagai orang yang garing dan Gurunya dikenal killer. Tak perlu waktu lama, guru itu pun keluar dengan muka marah dan membatalkan acara. Sangat mudah mengakhiri semuanya, itulah yang didapatkan Yono dan teman-temannya. Yono pun tercengang dan memohon, tapi semuanya sudah terlambat.
"Dasar Yono dongo!" Kata temannya yang baru saja dikenalnya lewat facebook.
3. Sedih Disaat Tidak Tepat
Surti : kenapa lu yon?
Yono : ini sur, gw lagi sedih..
Surti : Yon, tabah ye *sambil menepok2 pundaknya Yono
Tiba-tiba Yono tergeletak jatuh. Ternyata usut punya usut, Surti sedang memegang bata. Dan kebetulan Surti orang yang malas, bahkan untuk memindahkan bata yang dia pegang ke tempat yang aman.
Banyak orang kalau sudah sedih, lebih ingin dimengerti. Apalagi seorang perempuan, bisa kali nangis diberbagai tempat yang dia kunjungi. Seperti teman saya kemarin, dia kebetulan sedang sedih karena bertengkar dengan pacarnya. Sejak pagi dia murung, hingga dosen masuk ke kelas dan memulai pelajaran (Kebetulan dosen saya adalah seorang Psikolog juga, walaupun bukan itu yang dia ajarkan). Dosen itu pun mengajar seperti biasanya, dengan sistem diskusi. Anehnya, teman saya selalu menghubung-hubungkan teori pelajaran saat itu dengan cinta. Hingga teman saya yang lain pun mulai kesal dan dosen pun hanya tertawa dan menyuruh dia keluar. "Keluar kamu, besok-besok gk usah belajar kalau masih galau."
Sangat lugas, akurat, dan terpercaya. Itu yang saya pikirkan mengenai keputusan yang diambil oleh dosen saya tersebut. Memang harus dimusnahkan orang-orang seperti itu! "Pacar kok ditangisin, emak lu pikirin." Kata teman kelas sebelah saya yang memang anti galau. Entah darimana dia bisa datang dan berbicara seperti itu.
Seperti itulah emosi yang salah peng-aplikasiannya. Emosi boleh-boleh saja, asal tidak merugikan orang lain. Merugikan atau tidaknya itu juga tergantung. Relatif.