Mencintai Lebih dari Seorang itu Wajar

Bukankah bahagia jika jatuh cinta? Sesuatu tidak lucu jadi lucu, nyanyian buruk jadi merdu, dan ingin hari itu tak berlalu.

Namun apa jadinya jika Anda jatuh cinta lagi? Maksudnya, mencintai dua orang sekaligus?

Ilustrasi (sumber: nusabali.com)


Jangan salah, rasa ketertarikan pada orang lain tidak akan lenyap begitu kita punya pasangan. Faktanya, ketertarikan merupakan insting alami manusia yang akan tetap ada.

Seperti dilansir dari Kompas.com, ketika kita melihat orang lain, otak akan mulai memproses informasi visual yang kita lihat dan membuat penilaian instan berdasarkan daya tarik seseorang. Insting ini bersifat bawah sadar karena warisan manusia zaman purba yang menilai seks sebagai kegiatan biologis murni untuk berkembang biak.

Itu juga sebabnya para pakar menganggap mencintai dua orang atau lebih bukannya tidak mungkin. Ramani Durvasula, seorang profesor psikologi asal UCLA bahkan mengumpamakan cinta segitiga sama halnya dengan es krim.

Es krim rasa cokelat dan stroberi rasanya berbeda meski sama-sama enak. Tambah nikmat kalau bisa dipadukan sekaligus, akan seperti es krim Neapolitan. Tapi, ya tentu urusan cinta tidak semudah itu.

Menurut Durvasula, manusia merupakan makhluk yang rumit soal perasaan. Seseorang bisa mendapatkan kepuasan batin saat menjalin hubungan dengan orang cerdas misalnya. Namun di sisi lain, ia pun puas ketika bergaul dengan orang humoris dan penuh kejutan.

Jadi sangat mungkin seseorang mencintai dua orang dengan sifat yang berbeda di waktu yang bersamaan. Ini karena karakteristik, kepribadian, dan bahkan mungkin ciri fisik antar dua orang tersebut bisa saling melengkapi apa yang dibutuhkan dalam angan hubungan asmara yang ideal.

Saat jatuh cinta, kita di bawah pengaruh permainan hormon yang membuat kita mengalami emosi labil.

Dilansir dari Psychology Today, tim peneliti dari University of Pisa menemukan bahwa pada tahap awal dari hubungan romantis, aktivitas hormon adrenalin, dopamine, oksitosin, norepineprine, dan phenylethylamine (PEA — amfetamin alami yang juga terdapat dalam cokelat dan ganja) bercampur aduk dan meningkat ketika muncul rasa saling ketertarikan antara dua insan, atau lebih.

PEA jugalah yang berperan memunculkan hasrat yang sangat mendalam untuk bersatu dengan kekasih.

Uniknya, selama fase euforia, efek relaksasi yang didapatkan dari hormon “mood baik” serotonin akan menurun dan tergantikan dengan obsesi terhadap hubungan. Sehingga bukannya tidak mungkin kita jadi terus-terusan mengingat kenangan romantis bersamanya. Peningkatan hormon ini sepenuhnya merupakan hal yang alami.

Mendua


Seperti yang dilansir dari WomansHealth, ketika seseorang merasa bahagia dan nyaman dengan dirinya, ia juga lebih percaya diri dan mudah terbuka dengan orang-orang baru. Terutama ketika hidupnya mengalami perubahan ke arah yang lebih positif, misalnya ketika sudah mapan dalam ekonomi atau tubuh yang kini lebih sehat dan bugar setelah sukses menjalani gaya hidup sehat.

Di momen inilah orang bisa merasakan percikan-percikan rasa tertarik pada orang lain, walaupun ia sudah punya pasangan. Kadang semakin orang merasa nyaman dan bahagia dengan diri sendiri dari luar-dalam, semakin mudah ia menerima keberadaan orang lain sehingga bukannya tidak mungkin juga untuk jatuh cinta padanya.

Meski wajar, mencintai multi manusia begitu rumit dilakukan, apalagi bila sembunyi-sembunyi. Karena pada dasarnya hubungan serharusnya menyenangkan kedua pihak. Jadi bila salah satu tersakiti, maka jadi masalah di kemudian hari. Sehingga hal terbaik adalah memilih salah satu.

Memang, tidak ada rumus tertentu yang bisa membuat kita memantapkan hati untuk memilih yang mana. Namun semua keputusan pada akhirnya akan kembali pada diri sendiri.

Jadi pahami terlebih dahulu, apa yang sebenarnya Anda cari dan butuhkan dalam pasangan. Tipe seperti apa untuk hidup bersama. Jangan terburu-buru, biarkan alam menyeleksi mana yang terbaik.

Semua pilihan memang berisiko, namun jika logika dan hati saling bersinergi, Anda pun bisa menghindari risiko terburuk dan hidup lebih bahagia.

No comments:

Post a Comment

Pages