Rawan Pangan Ancam Ribuan Jiwa di Daerah Terisolir

Ada kabar terbaru dari Lobar atau Lombok Barat, sebuah kabupaten di Nusa Tenggara Barat. Di sana Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Lobar telah mencatat dua daerah terisolir, yakni Desa Bukit Tinggi Kecamatan Batulayar dan satu desa di Kecamatan Sekotong. Selain terisolir, dua desa itu juga rawan pangan. Belum selesai di sana, masih ada daerah yang belum masuk data rawan pangan.

Pihak DKP pun akan melakukan pendataan ulang terhadap daerah rawan pangan, seperti di daerah terisolir Serero Sekotong dan Bunbeleng Lembar. Untuk melakukan pendataan ulang, dinas terkait akan berkoordinasi dengan SKPD terkait lainnya.



Jumlah jiwa yang berdomisili di di beberapa daerah tersebut diperkirakan mencapai ribuan orang. Mereka ini terancam mengalami rawan pangan, karena kebanyakan tinggal di daerah terisolir, tidak ada pasar, akses dasar tidak ada.

“Sejauh ini ada dua desa yang rawan pangan, yakni Bukit Tinggi Batulayar dan satu desa di wilayah Sekotong. Ribuan jiwa penduduk di beberapa titik ini terancam mengalami kerawanan pangan,” ungkap Kepala DKP Lobar, Abdul Manan, Selasa (22/8/2017).

Dua titik daerah rawan pangan itu, jelasnya, telah tercatat di dinas terkait dan sudah dilaporkan ke provinsi dan pusat. Warga yang tinggal di daerah sulit ini rawan mengalami kekurangAN pangan, sebab meski mampu, untuk membeli kebutuhan pokok mereka pun tidak bisa dan susah. ‘’Warga yang tinggal di perbukitan juga rawan mengalami kerawanan pangan,’’ tambahnya.

Ia mengaku jumlah warga yang mengalami kerawanan pangan mencapai ribuan, sebab dalam satu desa sendiri tidak ada yang kurang dari 1000 jiwa penduduknya. Bahkan ada yang mencapai 4-5 ribu. Untuk menangani daerah rawan pangan ini, pihaknya akan memberikan program mandiri pangan dan program KRPL.

Program ini akan lebih ditingkatkan ke depan, paling tidak tahun 2018. Melalui program ini warga yang masuk kelompok tani hortikultura, KWT akan diberikan bantuan dana 25 juta Rupiah,sejauh ini lima kelompok yang disasar program ini di antaranya di Beleka Gerung dan Ombe.

Adapun soal mengapa program ini diarahkan ke daerah kota dan tidak ke daerah rawan pangan, menurutnya, hal ini menjadi persoalan. Sebab ia sendiri menginginkan agar program ini diarahkan ke daerah rawan pangan. “Itu yang kita inginkan namun ini program sudah kami dapat sudah jadi, coba kita upayakan tahun depan lah,” imbuhnya.

s: tahuberita.com

No comments:

Post a Comment

Pages