Mengapa Pornografi Begitu Menarik? [Wawancara Eksklusif]

Dalam suatu kesempatan, di gadget asli produksi China ini, saya melakukan wawancara dengan admin salah satu official akun Line yang memang kompeten dan menyajikan konten berkualitas, bernama Encyclopiracy. Banyak konten-kontennya yang cukup mencerdaskan, seperti membahas sastra karya si kafir perombak sastra, Sutardji Calzoum Bachri, lalu opini Growing Up Muslim, Outsourcing Buruh Perbudakan Modern ala Kapitalis, dan artikel-artikel menarik lainnya yang tidak ditemukan di OA lain.

Dalam wawancara itu, mereka memang sedang membuka obrolan bebas. Jadi ini kesempatan saya menguji pola pikir mereka yang cukup kritis memandang masalah. Seperti ini kira-kira pembicaraannya:

S: Saya
AR: Admin Dr. R

Karena menurut saya mereka cerdas, jadi saya mulai dengan pembicaraan yang cukup tabu, yaitu pornografi.

S: Kenapa orang kecanduan pornografi?

AR: Karena. Ketika orang nonton pornografi. Itu memicu bagian otak yg sama yang memicu kecanduan narkoba.

S: Bagus. Lalu mengapa mudah sekali didapatkan?

AR: Karna kalau engga. Akan dialihkan ke pemerkosaan. Sebenernya ga harmful. Cuma pemerintah kita sok suci. Males deh.

S: Whahahahha geblek juga pemerintah. Apakah mungkin porno sudah menjangkiti sampe orang2 tua di sana?

AR: Itu ga sampe deh. Kecuali dia ada kelainan.

S: Kan efeknya sama kek narkoba.. ya sangat mungkin itu terjadi.

AR: Efeknya gak sama kayak narkoba mas. Beda. Cuma memang menstimulasi otak dibagian yang sama. Itu dua hal yg berbeda lho ya.

S: Oke2.. jadi masih bisa dibilang wajar gak? Lalu mengapa pornografi begitu menarik?

AR: Ya masih wajar mas. Karena seks itu kebutuhan dasar manusia. Kayak makan dan minum.

S: Jika kebutuhan dasar manusia. Kenapa harus ada batasan umur? Maksudnya. Kenapa harus begitu tabu?

AR: Tabu? Karna agama. Karna adat jaman dahulu. Batasan umur itu untuk melakukan hubungan kan. Kenapa ada batasan. Karena untuk berhubungan butuh consent / persetujuan dari dua belah pihak. Kalau nggak, bisa disebut pemerkosaan. Makanya butuh kesadaran.

S: Jadi seks itu tidak salah? Yang salah aturannya?

AR: Lho. Kalau seks salah maka semua org harus dihukum dong.

S: Aturan yang menyebabkan tabu itu maksudne

AR: Iya mas. Seharusnya seks itu ga tabu. Kita contoh Canada nih ya. Edukasi seksnya dimulai dari umur yg masih belia. Masih kecil. Akibatnya? Negaranya menjadi negara dengan jumlah pemerkosaan terkecil di dunia.

S: Kenapa hal yang canada lakukan tidak dipake di Indo?

AR: Gak setuju kalo orang jaman bikin seks jadi tabu. Setauku malah lebih vulgar dan disucikan. Kamasutra. Karna seks dianggap tabu Callsign mu mana nergal.

S: Callsign mu mana nergal?

AR: Lupakan mas kwkw

S: Gimana cara edukasi bocah yang masih SD kelas 2-4 mungkin. Soal seks?

Dan kalau mereka terlanjur tahu. Apa yang sebaiknya kita lakukan sebagai keluarga misal.

AR: Gini. Mereka itu harus dikenalin dulu anggota tubuh mereka apa aja. Yang boleh dan tidak boleh dilihat/dipegang sembarang orang apa aja. Dan kalau mereka terlanjur tau soal seks. Ya jelasin. Biar dia ga penasaran di luar. Ga nyari tahu sendiri di luar. Biar terkontrol. Kalau dia bisa nanya papa/mama/abang/kakaknya, ngapain dia nanya ke org lain? Kan gitu.

S: Kalau misalnya dia udah kena misal digrepe2.. trus ada sakit hati mendalam..  gimana kembalikan PD-nya? Apakah harus ke agama?

AR: Mau ke agama boleh. Mau ke jati diri dia yang sebenernya boleh. Banyak cara kok. Tergantung nyamannya anak itu gimana.

AR tiba-tiba kirim Voice Note (VN) berdurasi 45 detik: 

"Sumpah, nganggep kalau seks itu tabu di sini karena di luar negeri di sana sangat-sangat terbuka kayaknya gak keren. Itu innoncence, itu keluar dari esensi, dan literatur apa yang seharusnya ada di tiap diri manusia. Oke? Iya sih aku agak menolak nikotomi barat sama timur. Aku jadi pengen ngobrol soal seks juga nih (ngomong sama admin lain)," jelasnya.

Okeh cukup sampai di sini dulu, karena topik selanjutnya sudah di luar hal tabu ini. Postingan selanjutnya akan saya bagikan obrolan lainnya. Semoga bermanfaat. 👍🙌

No comments:

Post a Comment

Pages