Presiden Joko Widodo menjelaskan saat
menjadi Presiden Ketujuh RI, posisi utang mencapai 2.700 triliun Rupiah.
Kemudian tiap tahun jumlah yang harus dibayar 250 triliun Rupiah.
Sekretaris Kabinet, Pramono Anung, menyebutkan posisi utang pemerintah
saat ini mencapai kisaran 3.600 triliun Rupiah.
“Inilah yang perlu dijelaskan kepada publik, ketika menjadi presiden utangnya Rp 2.700 triliun. Kemudian setiap tahunnya nggak ngapa-ngapain
harus membayar Rp 250 triliun,” katanya usai Sidang Kabinet Paripurna
membahas RAPBN 2018 di Istana Negara Jakarta, Senin (24/7/2017).
Dengan kondisi itu, Presiden Joko Widodo meminta penyusunan RAPBN
2018 terfokus pada sasaran-sasaran yang ingin dicapai pemerintah yaitu
bidang infrastruktur, pengentasan kemiskinan dan mengurangi kesenjangan.
“Karena tahun 2018 sudah memasuki tahun politik maka anggaran itu harus
betul-betul fokus, harus terkonsentrasi,” ujarnya,
Menurut Pramono, upaya penghematan dan efisiensi anggaran harus tetap
dilakukan pada tahun 2018. “Presiden dalam arahannya meminta para
menteri menjelaskan persoalan yang dihadapi pemerintah saat ini,”
katanya.
Pemerintah, kata Pramono, meyakini tahun 2018 kalau pertumbuhan
ekonomi dan lainnya bisa dijaga, maka ekonomi akan tumbuh 5,3-5,4
persen. Ia pun menegaskan fokus RAPBN 2018 masih bidang infrastruktur,
pengentasan kemiskinan, kemudian yang berkaitan dengan tugas kementerian
dan lembaga untuk mengupayakan disparitas makin mengecil atau terkait
gini ratio.
tahuberita.com
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment