Pelayanan Kristiani


Okeh, karena katanya tak kenal maka tak sayang. Gua akan memperkenalkan diri gua, biar banyak yang sayang. *yaelah, masih aja* -abaikan-


Kali ini gua mau bahas tentang pelayanan di gereja. Agak berat nih, tapi tetep lebih berat kalau harus ngangkutin terus masalalu sama mantan. Gak akan pernah maju soalnya.

Sebelum gua lanjutin, kita harus tau apa itu pelayanan? setujuh yaa? okeh! *cek mbah google* -jangan cek dompet, nanti sedih-

"Pelayanan Kristiani adalah bukan dimana kita membawa atau mengajarkan agama Kristen kepada yang kita layani, tetapi yang harus kita lakukan adalah membawa Kristus kepada mereka, agar mereka juga dapat merasakan sukacita, damai dan kasih dari Allah." -www(dot)jeffrypapare(dot)com (mengenai pelayanan)

Masih bingung? Coba gua bantu yaa. Yang dimaksud pelayanan adalah saat kita menunjukan kepada sekitar kita mengenai kasih Allah, yakni mereka harus merasakan sukacita, damai, dan kasih Allah. Lantas bagaimana kalau di dalam pelayanan kita, banyak orang yang merasa kalau kita adalah "batu sandungan" ataupun "saingan" bahkan "beban". Masih bisakah kita namakan itu pelayanan? -think again!

Masih dari sumber yang sama.

   - Jadi sekali lagi, kita melayani bukanlah untuk memperoleh sesuatu, melainkan oleh karena kita telah memperoleh sesuatu yang telah kita dapatkan langsung dari Allah. ( Jadi, jika ada yang melakukan pelayanan atas dasar pamrih maka berhentilah. Itu bukanlah pelayanan tetapi ke-egois-an. Karena kita melakukan sesuatu agar orang lain melakukan hal yang sama ke kita. Jangan! Berhentilah!)


  - Pelayanan tidak sekedar memberikan yang “sisa-sisa” melainkan memberikan seluruh diri kita, oleh karena itu pelayanan tidak pernah mengenal kata cukup.  (Kalau kamu memberikan sisa-sisa waktumu, tenagamu untuk Tuhan, maka seharusnya kamu malu akan janda miskin yang memberikan 2 peser (read : Markus 12:41-44). Masih nanya kenapa? duh ini nih yang gak peka. Janda miskin ini memberikan 2 peser -dikit banget bagi kita/orang kaya- tapi itu adalah seluruh yang dia punya, sedangkan kita? duh! persembahan saja mungkin masih perhitungan, atau bahkan menghitung pekerjaan (yang katanya pelayanan) kepada teman sekerja kita di gereja. Jika masih melakukannya? berhentilah! mari berubah!

  - Pelayanan bukanlah suatu tugas bergengsi yang harus diperebutkan, bila hal tugas diperebutkan dengan keras pasti ada motivasi lain dalam pelayanan tersebut. Karena itu pelayanan yang baik harus meniru Yesus Kristus yang penuh dengan kerendahan hati, penyangkalan diri, punya empati dan juga simpati.  (Memperebutkan jabatan? ini patut dipertanyakan! Tapi bagaimana jika sebaliknya? tidak ada yang mau. Salahkah? Menurut saya tidak. Setiap orang memiliki hak untuk menjadi Pelayan Tuhan atau tidak, tapi tidak semua orang mau melakukannya. Banyak alasan beberapa orang enggan/tidak mau mengambil bagian. bBisa karena mereka sudah pelayanan di tempat lain -sekolah,kampus,dll- atau karena wadahnya (gereja) sudah beralih fungsi? Bukankah gereja adalah Rumah Tuhan? Lalu mengapa masih ada yang mementingkan keuntungan diri sendiri? Ingat! gereja bukanlah gedungnya dan bukan pula menaranya~~~ *nyanyi* tapi gereja adalah orangnya! yaaa! saya, anda dan banyak pelayan Tuhan diluar sana. Bukan gedungnya yang megah!  dan melakukan pekerjaan seperti yang Tuhan lakukan tidaklah mudah bahkan hampir dibilang mustahil, tapi percayalah disaat kita sertakan Tuhan dalam setiap hal yang kita lakukan, Tuhan tak akan tinggal diam. Jadikanlah diri kita nyata gambaran Allah! )

  - Seluruh orientasi pelayanan kita haruslah untuk memenuhi kebutuhan orang lain, bukan kepada diri sendiri.
Kita harus selalu waspada terhadap apa yang kita lakukan atas nama pelayanan Kristiani. Sebab banyak sekali yang kita sebut pelayanan yang pada hakikat sebenarnya adalah melayani diri sendiri, gereja sendiri, kelompok sendiri. (Nah! berhenti berkata-kata dan mengatasnamakan pelayanan akan hal yang kita perbuat, sebelum berbicara seperti itu baiknya kita memastikan diri kita bahwa yang kita lakukan memang pelayanan, bukan untuk diri kita dan kemegahan nama kita. jangan! -jadi think again!)

Gua akan berbagi pengalaman gua selama aktif di gereja. Entah harus mulai darimana dan apakah ini pelayanan atau bukan. Tapi gua lebih senang memyebutnya, "kesaksian hidup" gua di dalam Tuhan.

Aktif di gereja mengajarkan gua banyak hal, salah satunya percaya kepada "teman" di sekitar kita. Gua menerapkan itu, namun apa yang gua dapat adalah kekecewaan. Gua percaya dia akan membantu gua dalam kepanitiaan yang gua jalani di gereja, tapi "teman" ini malah meninggalkan gua. Akhirnya timbulah rasa proktesi diri yang tinggi dalam diri gua, supaya gua gak kecewa ataupun sakit hati maka gua harus berhenti percaya pada siapapun. Ya! ini solusinya.

seiring berjalannya waktu gua selalu mengikuti kepanitiaan maupun aktif di kepengurusan, dan gua belajar banyak hal. Bersosialisasi. Kenapa harus bersosialisasi? Jawabannya simple, karena lo gak bisa bekerja sendirian. Yakan? Dan hal yang harus gua mulai lagi adalah percaya kepada orang-orang disekitar gua. Lagi. Ini berat banget dan gak mudah, tapi harus. Singkat cerita banyak sekali suka duka yang gua dapat dari kepanitiaan maupun kepengurusan (perlu dibikin lanjutannya yaa.hehehe) . Namun akhirnya gua berhenti. Ya berhenti dari kepengurusan. Di cibir? Iyaa. Diremehin? iyaa. Apapun itu, hal itu adalah konsekuensi yang harus gua terima. Kecewa? nggak. Sedih? iyaa. Karena gua meninggalkan tim gua. Gua bukan meninggalkan mereka, bukan (plis ini gua bukan lagi membela diri gua. beneran dah). Gua hanya ingin memberikan mereka ruang untuk berfikir dan kesempatan untuk menilai dari sisi yang lain. Karena mereka berfikir gua lah yang menyatukan mereka, mereka salah! merekalah yang mau menerima satu sama lain, merekalah yang mau bekerja bersama-sama, semua karena diri mereka sendiri! bukan karna gua!

Bukankah terkadang lo harus rela tenggelam agar orang lain selamat? -mungkin-

Banyak yang menanyakan alasan kenapa gua berhenti dan mengaitkan hal ini dengan pelayanan. Namun bukankah kepengurusan dan pelayanan itu berbeda?

Gua akan membahas ini dari sudut pandang gua, jadi kalau sudut pandang kalian berbeda, itu wajar.

Kenapa pengurus artinya pelayanan? Berarti yang bukan pengurus mereka tidak pelayanan? -pasti ada yang kesel, tenang. Kita bahas perlahan biar gak salah paham-
Pengurus adalah orang yang dipercayai untuk memegang suatu jabatan dan tugas. Sedangkan pelayanan -sesuai penjelasan diatas- adalah perbuatan yang dilakukan untuk melayani orang lain bukan diri sendiri. paham yaa? dari sini saja sudah berbeda konteks. -gua gak minta pembenaran banyak orang, gua hanya menyampaikan pandangan gua mengenai ini-

Tapi banyak dari kita yang hanya bisa menuding orang lain, menyalahkan orang lain akan hal-hal yang harusnya kita pertanggungjawabkan namun kita mencari posisi aman -tapi orang lain yang disalahkan- berhenti dari kepengurusan merupakan hal mutlak yang gua lakukan dan gua pertahankan. Bukankah kalau kita sudah tak diterima ditempat kita berada/berdiri, kita punya hak untuk pindah?

Jadi berhentilah mengatakan pelayanan jika yang kita kerjakan hanya memikirkan diri kita, berhentilah mengatakan pelayanan jika yang kita lakukan hanya melukai hati teman kita, berhentilah mengatakan pelayanan jika yang kita katakan hanya untuk memegahkan diri kita. itu bukan pelayanan. - think! -

Gak ada yang sempurna di dunia ini. Bener! bener banget! kesempurnaan hanya milik Mamah Dedeh. Bukan! milik Tuhan.

Jadi saat kalian sudah benar-benar melayani orang lain, percayalah bahwa kalian sedang bekerja sebagai pelayan Tuhan. Tuhan memberkati.  

Pages