Anda mungkin pernah mendengar website yang satu ini. Peringkat 4 di dunia dan menjadi saingan Google juga Yahoo! sampai sekarang, berdasarkan situs Alexa.com. Ialah Baidu.com, situs pencari nomor 1 di China yang berkembang dengan pesat sejak pembentukannya pada 18 Januari 2000.
ilustrasi |
“Keluarga kita bukanlah keluarga kaya, karena itu kalau kamu ingin memiliki pekerjaan yang bagus, kamu harus belajar keras dan sekolah sampai ke perguruan tinggi,” tegas Ibu Li saat itu kepadanya.
Semangat dan harapan dari nasihat ibundanya itu selalu dipegangnya. Ia bekerja dan belajar dengan keras hingga pada masa seleksi masuk Sekolah Menengah Atas (SMA), ia mampu meraih nilai terbaik ke-dua dari seluruh peserta.
Setelah lulus dari SMA pada 1987, Li mengikuti seleksi masuk perguruan tinggi National Higher Education Entrance Examination. Lagi-lagi, prestasi dan ketekunan membawanya pergi ke Peking University, untuk menjadi mahasiswa jurusan manajemen informatika.
Robin Li di Amerika
Setelah lulus dari perguruan tinggi pada 1991, Li mulai bekerja serabutan sambil menunggu pengajuan beasiswanya ke Amerika Serikat diterima. Ia menganggap, studi di "Negeri Paman Sam" itu bisa membuatnya punya jenjang karir yang lebih menjanjikan. Terhitung, puluhan lamaran sudah dikirimkan Robin ke sana.
Hingga pada penghujung 1991, Robin diterima menjadi mahasiswa jurusan ilmu pendidikan komputer di State University of New York. Ia pun lulus pada 1994 dengan gelar masternya.
Memulai Karir
Li memulai karirnya di AS dengan bekerja sebagai konsultan IDD Information Services di Dow Jones and Company. Sambil bekerja, ia membantu mengembangkan edisi online The Wall Street Journal (sejak tahun 1996).
Tak hanya itu, ia juga mengembangkan search engine dengan sistem algoritma. Hingga setahun kemudian, ia pindah ke Infoseek, sebuah perusahaan search engine milik Disney, yang sayangnya di sini ia malah merasa frustrasi karena komitmen Disney untuk mengembang Infoseek kemudian memudar.
Di tengah kegundahan itu, pada tahun 1998 ia mengunjungi Silicon Valley untuk menyelesaikan bukunya berjudul Silicon Valley Business War, yang isinya mengenai persaingan bisnis di industri Internet terutama dalam hal pengembangan dan komersialisasi “pencarian di Internet”.
Dari penelusuran bukunya itu, timbul keinginan Li untuk membangun website search engine sendiri. Ia berjuang lagi mencari dana untuk pulang ke China pada tahun 1999. Tentunya untuk mewujudkan mimpinya itu.
Bukan tanpa alasan, ia pulang kampung karena ingat pada saat itu penduduk China berjumlah 1,3 milyar jiwa, atau terbanyak populasinya di dunia. Meski tidak semua pengguna internet, paling tidak, pikir Li, sepertiga diantaranya adalah masyarakat modern pengguna internet.
Lahirnya
Dalam website search engine yang dibangun Robin Li sendiri ini, ia memberikannya nama “Baidu”. Nama “Baidu” sendiri terinspirasi dari sebuah puisi yang ditulis pada zaman dinasti Cong (periode 960-1279 Masehi).
Kata Baidu secara harafiah bisa diartikan sebagai “ratusan kali”, suatu kata yang memberikan fisolofi mendalam bagi Robin Li. Ia sendiri mengartikan kata Baidu sebagai “pencarian yang gigih terhadap apa yang sudah dicita-citakan”.
“Secara garis besar, misi kami adalah memberikan cara-cara terbaik bagi orang banyak untuk mendapatkan informasi. Untuk melakukan ini, kami terlebih dahulu mendengarkan dengan cermat setiap kebutuhan dan keinginan para pengguna,” jelas Li dalam sebuah kesempatan.
Benar saja, Li dan timnya terus melakukan perbaikan produk dan layanannya demi meraih "apa yang sudah dicita-citakan". “Sebagai contoh, kami memperkenalkan pencarian yang memungkinkan para pengguna Baidu untuk mengetik kata kunci dalam bahasa China, namun menggunakan abjad Inggris (pin yin),” paparnya.
“Hingga kini, Baidu telah bekerja dengan baik. Traffic/lalu lintasnya juga terus meningkat,” pungkas Li bahagia. “Sekarang Baidu adalah mesin pencari nomor satu di China. Dari 420 juta pengguna internet di China, 70 persen di antaranya adalah para pengunjung Baidu! Nilai pasar Baidu telah mencapai 3 miliar dollar AS,” paparnya pada saat itu tahun 2011.
Menurut sebuah data yang dirilis oleh Bloomberg Millionaire Index, pada 2013, kekayaan Robin Li ditaksir mencapai US$ 63.6 milyar. Inovasi terus dilakukan hingga kini para pengguna Android maupun iOS bisa menikmati fasilitas Baidu Browser yang dapat diunduh secara gratis.
Kini si anak desa Yangquan, Shanxi, China, tersebut telah tumbuh menjadi sosok yang sukses dan mampu menginspirasi banyak orang.
Lalu, apakah Anda mampu seperti Robin Li?
Tentu Saja Bisa!
Melalui kisah Robin Li di atas, kita bisa menyimpulkan bahwa sifat-sifat kaya mental seperti kreatif, inovatif, dan kerja keraslah yang bisa membawa kita menuju puncak kesuksesan. Namun hal itu juga tidak akan terwujud tanpa ilmu dan ketelatenan dia membuat website.
Orang Indonesia, hampir sama persis dengan penduduk China yang senang menggunakan internet. Pada awal 2017 saja, pengguna internet di Tanah Air sudah meningkat hingga 51%, menurut data yang diperoleh dari Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo). Jadi, peluang Anda untuk mengikuti langkah Robin Li masih terbuka lebar.
Tidak perlu bersekolah tinggi layaknya Robin Li. Menurut Jack Ma, pendiri Alibaba.com, yang juga orang tersukses di China, untuk memulai sesuatu tidak perlu mengetahui semuanya. Karena itu, Anda bisa memulainya asal mau berusaha dan menekuninya.
Banyak pilihan untuk mempelajari seluk beluk website. Salah satu cara terbaik dengan mengikuti kursus. Mengapa? Karena jika Anda kerap melakukan kesalahan dalam mencoba atau trial-error, Anda bisa langsung menanyakan solusinya kepada para mentor di tempat kursus itu.
Salah satu tempat yang mampu memfasilitasi semua itu ialah Dumet School. Lembaga kursus yang khusus membagikan ilmu tentang digital marketing, desain kreatif, hingga yang tentu kamu butuhkan untuk seperti Robin Li, ialah belajar membuat website.
Di Dumet School, kamu tidak hanya mempelajari teori-teori, tapi juga mempraktikannya sendiri. Sehingga setelah lulus dari sana, kamu menjadi handal dalam membuat website. Bahkan mereka menjamin 100% langsung praktek dan membuat Anda mampu melahirkan website profesional untuk perusahaan, portal berita, blog, katalog online, dan e-commerce dimulai dari nol (tidak tahu apa-apa).
Adapun fasilitas-fasilitas yang didapatkan setelah mendaftar Dumet School yakni:
♛ Sertifikat Web Master dengan No. DIKNAS
------------------------------------------
🙋 Bisa reseat (mengulang kelas) sepuasnya
------------------------------------------
🙌 Akses untuk belajar di DUMET School sepuasnya sampai BISA dan memiliki hasil karya
-----------------------------------------------------------------
🚀 8 kelas pembelajaran yaitu HTML & CSS, Bootstrap, jQuery Plugin, Javascript & jQuery, Photoshop, PHP & MySQL, Object-oriented programming (OOP), dan PHP Framework *
--------------------------------------------------------------------
🔬 Akses ke iLab (sistem pembelajaran yang bisa anda akses dimanapun dan kapanpun)
-----------------------------------------------------------
😉 Di-support seumur hidup dan gratis konsultasi selamanya
---------------------------------------------------------
Adapun keuntungan-keuntungan yang diperoleh dari Dumet School cukup beragam. Bahkan bagi Anda yang sibuk, karena Anda akan bebas memilih jam kursus. Adapun lengkapnya seperti berikut:
Mau coba kelas gratis?
Dumet School juga menawarkan kelas gratis loh. Bagi kalian yang mau mengikutinya, bisa klik di sini: KLIK. Atau hubungi DUMET SCHOOL di 021-2941-1188.
Penjelasan lengkap soal pelatihan membuat website, bisa klik icon berikut:
Web Master(Tanpa perlu basic IT) |
Mau tahu lagi soal Dumet School? Ke sini aja:
Kelapa Gading: 0851-0055-5666
Grogol: 0819-7555-666
Tebet: 0812-1999-9155
Srengseng: 0812-9933-3913
Depok: 0812-9393-3210
Website:
Atau langsung saja datang ke lokasi kursusnya di sini:
Sumber:
kisah-orangsukses.blogspot.co.id
www.maxmanroe.com/
dumetschool.com
No comments:
Post a Comment