Pelaku, Mulyadi, menikam AKP Dede Suhatmi dan Briptu M Syaiful Bakhtiar, saat keduanya baru selesai salat Isya, setelah memekikkan kata ”Thogut”.
Penikaman anggota Brimob di Masjid Faletehan Jakarta |
Setelahnya, pelaku sempat mengancam semua jemaah salat sembari mengacungkan sangkur berlumur darah sembari tetap memekikkan kata “Thogut”. Mulyadi lantas melarikan diri ke arah terminal Blok M sembari terus mengancam dan menantang anggota Brimob yang tengah berjaga.
Karena membahayakan, aparat Brimob memberi tembakan peringatan ke atas agar Mulyadi menyerah. Bukannya gentar, Mulyadi justru balik berlari ke arah polisi yang melakukan penembakan peringatan.
Sembari memekikkan yel-yel ”Allahu Akbar”, Mulyadi hendak menikam brimob tersebut. Namun, peluru polisi lebih cepat menembus tubuh Mulyadi yang akhirnya tewas terkapar di tempat.
Mulyadi Diduga Pedagang Kosmetik
Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Setyo Wasisto, dalam jumpa pers di Mabes Polri, Kebayoran Baru, Jakarta, Sabtu (1/7/2017), menjelaskan identitas pelaku ditemukan dari saku pelaku. Kemudian, penyidik mendalaminya dengan mendatangi alamat yang tercantum di dalam KTP tersebut dan memeriksa kakak ipar serta kakak kandung Mulyadi.
Menurut keterangannya, kata dia, alamat yang tercantum di KTP merupakan rumah kakak ipar Mulyadi. Mulyadi diketahui sehari-hari bekerja sebagai pedagang kosmetik di Pasar Roxy, Bekasi. "Kakak iparnya mengakui, kakaknya juga mengakui ini Mulyadi," ucap dia.
Penyidik, kata dia, akan kembali memastikan identitas pelaku dengan cek DNA. Polri akan mencari orang tua dan saudara kandung Mulyadi untuk mencocokan DNA.
Keterangan berbeda dikemukakan Kapolres Bekasi, Kombes Asep Adisaputra. Ia menduga KTP yang ditemukan melekat pada tubuh pelaku palsu. Simpulan itu ditarik setelah dia menelusuri alamat sesuai KTP, yakni di Pagaulan, Kelurahan Sukaresmi, Cikarang Selatan, Bekasi, Jawa Barat, tadi malam.
Hasil penelusuran, Asep menemukan dua orang dengan nama yang sama. Menurutnya, polisi juga tak mendapati tanda-tanda pelaku tinggal di lokasi sesuai identitas dimaksud. "Satu orang bernama Mulyadi, masih hidup, dan satu Mulyadi lainnya mendekam di Lapas Bekasi. Saya ketemu satu orang M juga, masih hidup. Tapi bukan yang bersangkutan (pelaku). Jadi, kalau berdasarkan (identitas ditemukan) itu kemungkinan palsu," kata Asep.
No comments:
Post a Comment