Anak muda (tau deh yang tua), adalah mahluk yang hobi sekali mencoba hal-hal baru untuk menambah pengalaman atau keingintahuannya. Salah satu cara yang diambil oleh mereka dalam mengapai kedua hal tersebut ialah dengan mengikuti organisasi.
Namun, apakah mereka benar-benar mengerti apa tujuan dari berorganisasi? Sering kali saya melihat, bahwa satu orang muda, mengikuti lebih dari 3 jenis organisasi. Apakah itu baik? Menurut paham saya, itu sama sekali tidak baik.
Kenapa? Bukankah organisasi itu baik untuk membangun kepribadian dan bekal untuk masa depan? Jika itu pengertiannya, menurut saya tidak. Mari ikut saya mengulik apa itu organisasi.
Apa itu organisasi?
Menurut Wikipedia, atau biasa saya sebut Om Wik, Organisasi adalah suatu kelompok orang dalam suatu wadah untuk tujuan bersama. Dalam ilmu-ilmu sosial, organisasi dipelajari oleh periset dari berbagai bidang ilmu, terutama sosiologi, ekonomi, ilmu politik, psikologi, dan manajemen.
Dalam definisi Om Wik itu, organisasi jadi wadah untuk tujuan bersama. Berarti, dalam suatu organisasi, perlu menyamakan pikiran dan pemahaman untuk mencapai tujuan dari organisasi tersebut.
Suatu tujuan, perlu mendedikasikan waktu, tenaga, dan pikiran. Terutama dalam hal ini, organisasi.
Organisasi, sudah pasti lebih dari 1 orang, atau 2 orang, atau 3 orang, atau bahkan 10 orang. Maka, menyamakan pikiran dan pemahaman akan semakin sulit jika tidak fokus.
Sumber gambar: trihutama.files.wordpress.com |
Nah, kembali lagi ke pendapat saya yang tidak setuju jika satu orang muda mengikuti 3 organisasi. Saya sudah menjelaskan bahwa dalam mencapai suatu tujuan perlu fokus. Nah, bagaimana bisa satu orang muda yang mengikuti 3 jenis organisasi, membagi fokus? Saya rasa tidak mungkin.
Mungkin anda akan menilai saya sebagai orang yang pesimis atau tidak bisa mengatur waktu. “Ah lu mah emang gak bisa manage waktu aja,” gitu kata teman saya ke saya saat saya memberikan opini saya ini. Saya hanya bisa tersenyum karena saya sudah memprediksi apa yang akan terjadi terhadapnya setelah dia berkata seperti itu.
Kembali lagi, mengapa tidak mungkin? Manusia, adalah mahluk yang mempunyai prioritas dalam hidupnya. Nah, anak muda, juga sama, punya prioritas. Biasanya, prioritas itu adalah keluarga, pekerjaan, pendidikan, kesehatan, hobi, dan passion.
Jika anak muda punya 3 organisasi yang harus fokus. Maka, 3 organisasi itu harus ditaruh dibelakang prioritas yang saya tuliskan sebelumnya.
Logikanya, dalam satu hari, kita punya waktu 24 jam. Sementara, jika manusia punya 3 target (fokus) organisasi dan banyak prioritas tersebut, apa mungkin manusia bisa mengatasi semuanya? Maaf, saya tegaskan lagi, anda manusia bukan robot.
Pertama, dalam keluarga, ada kegiatan-kegiatan yang tidak penting namun menjadi penting karena atas nama keluarga. Seperti silaturahmi, bersih-bersih rumah, bantu mamah cuci piring, dan lain sebagainya.
Kedua, dalam pekerjaan, apalagi dalam konteks ini anak muda, yang mayoritas adalah buruh (karyawan). Pasti, punya target yang diberikan oleh manager atau bos. Dimana, target itu perlu mempertaruhkan waktu juga tenaga agar tercapai. Kalau tidak tercapai, maka bos akan menegur bahkan marah karenanya. Nahlolo.
Ketiga, pendidikan, seorang muda, dituntut untuk terus belajar demi bekal masa depan. Karena itu, seorang guru, pasti memberikan tugas untuk melatih anak muridnya. Tugas itu bisa banyak atau sedikit, tergantung kejam-tidaknya seorang guru.
Keempat, hobi, seorang muda, paling susah menolak hobi. Jika dia menyukai basket, maka dia akan menyiapkan waktu untuk melakukan hobi tersebut.
Kelima, passion, ini yang sangat sulit ditolak. Jika anak muda sudah menemukan passionnya, maka sangat sulit untuk membuatnya berhenti menghabiskan waktu untuk mendalami passionnya tersebut. Jika passionnya komputer, maka dia akan terus belajar hal baru mengenai komputer, dan itu tanpa disadarinya sudah menyita waktu yang terlalu lama.
Nah, dari semua faktor itu, seorang muda, juga harus fokus ke organisasinya. Oke, jika organisasnya masih ada hubungannya dengan passion dan hobi kalian. Itu akan lebih meringankan waktu yang harus kalian pertaruhkan. Oke juga jika kalian berorganisasi yang berhubungan dengan pekerjaan atau pendidikan, itu akan membantu anda untuk berkembang di bidang kalian. Namun, pada dasarnya, organisasi tetaplah organisasi, tidak bisa disatukan dengan prioritas lainnya. Bentuknya sudah beda, cara kerjanya jelas beda, dan cara menjalaninya juga beda.
Kelemahan organisasi yang cukup menjengkelkan, membuat seorang muda harus rela “bodoh” untuk memenuhi fokus dari organisasi yang seorang muda ikuti. Kelemahan itu seperti waktu yang ngaret (tidak tepat waktu), anggota yang tidak bisa diandalkan, kekurangan dana, dan lain sebagainya.
Nah dari masalah itu, bagaimana jika dikalikan 3? Ibarat sampah yang sudah menumpuk, maka kalian harus membersihkannya demi kebaikan bersama (tujuan bersama). Jangan sampai orang disekitar anda menjadi berpenyakit hanya karena sampah yang tidak kunjung dibuang. Hal itu sama dengan organisasi yang banyak masalah. Sudah jelas bermasalah, masih saja mau mencari masalah untuk ketiga kalinya.
Semua masalah itu, sudah pasti ada dalam suatu organisasi, baik yang besar maupun kecil. Jadi, jangan beralasan kalau organisasi kalian sudah besar, maka tidak akan ada “sampah” yang menumpuk. Maaf, anda salah kaprah.
Nah, salah kaprah, seorang muda dalam berorganisasi itu, justru akan merugikan orang sekitar. Jika seorang muda tidak fokus, maka dia akan menjadi berantakan dengan apa yang dia kerjakan.
Tidak usah jauh-jauh, teman saya yang menilai saya tidak bisa me-manage waktu, dia kalau berbicara sering melantur kemana-mana. Apakah itu tanda baik dari organisasi? Hahaha, justru sebaliknya.
Sumber gambar: bangfajars.files.wordpress.com |
Saya pun lebih dibuat tertawa dengan alasan-alasan mereka yang mempunyai organisasi lebih dari 3. Berikut alasannya:
1. Untuk Ditaruh di CV (Pengalaman)
Alasan ini saya tempatkan di nomor satu karena memang jadi andalan mereka yang punya banyak organisasi. Jika kalian juga berpikir seperti ini, maka saya sarankan untuk tidak banyak menghayal. Karena, seorang HRD di suatu perusahaan ternama yang saya temui, tidak mencari orang yang punya banyak organisasi. Dia pun tertawa saat melihat orang yang mencantumkan organisasi dalam CV-nya. “Bukan organisasi yang dicari, tapi apa yang dibutuhkan perusahaan,” katanya saat menceritakan ada seorang pelamar yang mencantumkan pengalaman berorganisasi di tempat ibadah, dalam CV yang dicontohkan itu, adalah gereja. (Bukan SARA, tapi sesuai contoh).
Mungkin dibeberapa perusahaan lain, ada yang mencari seorang yang punya banyak pengalaman berorganisasi, tapi kembali lagi, dia akan mengetes kemampuan anda. Jadi, bukan pengalaman anda numpang tenar di organisasi, tapi ilmu dan keterampilan anda setelah berorganisasi.
2. Menambah Relasi
Ini alasan terbanyak kedua yang saya temui. Eh mas, mbak, organisasi bukan buku telepon. Hahaha, peace, jangan marah.
Alasan ini menurut saya kurang tepat jika banyak organisasi yang diikuti seorang muda. Logikanya, waktu anda saja sudah sedikit, masa ia orang mau bantu anda yang ketemunya jarang. Mukanya dimana, eh tiba-tiba nelfon sok akrab. Hahaha, peace, damai aja kita yah.
3. Ketenaran
Nah, ini yang paling saya tolak. Anda, berorganisasi untuk belajar bekerja dalam tim, bukan individual. Jadi, sangat tolol jika anda mengincar ketenaran dalam suatu organisasi.
Mas, mbak, semakin banyak organisasi yang anda ikuti, memang semakin terlihat anda aktif. Namun, nyatanya, anda hanya memperbesar peluang untuk hidup dalam kepalsuan. Mengapa? Karena, semakin anda banyak berorganisasi, maka semakin banyak kesalahan yang akan anda buat baik sengaja maupun tidak sengaja. Itu karena anda tidak fokus.
Anda pun akan mencari cara untuk berada di zona “aman” dengan ramah ke semua orang. Akhirnya, anda pun memasang topeng senyum () pada semuanya, demi kebaikan nama anda. Lebih parah, anda akan menjadi seorang penjilat karena banyak tugas anda di organisasi itu yang belum sepenuhnya selesai.
Jika sampai seperti itu, maka anda sudah gagal total (Gatot) untuk fokus mencapai suatu tujuan (Organisasi). Selain itu, anda juga sudah gatot untuk mengerti esensi dari organisasi yang bisa melatih kemampuan berkomunikasi, kerja sama tim, dan integritas.
Saya sih tertawa saja jika bertemu teman yang mempunyai banyak organisasi, tapi jika sudah bekerja dalam tim bersama saya, sering kabur-kaburan karena punya kepentingan lainnya. Saya hanya bisa geleng kepala dan berkata “Tolol. Apa gunanya lu berorganisasi, jika integritas lu gak ada. Dasar gatot,”
*Maaf yah yang namanya gatot sering saya sebut. Tapi, ini hanya singkatan kok, bener deh.