Otto Hasibuan adalah salah satu pengacara ternama di Indonesia. Namun, sebelum sehebat sekarang, Otto mengaku tak akan lupa diri dan sombong dengan apa yang sudah dihasilkan dan melupakan keberadaan Tuhan.
Ayah empat anak yang sudah memiliki cucu ini adalah lulusan SMA di Pematang Siantar. Setelah lulus, bukan mulus, tapi penuh rintangan untuk mendapatkan fakultas yang diinginkan.
Sebelum kuliah di Fakultas Hukum, Otto sempat memilih kuliah di fakultas teknik karena ingin menjadi insinyur. Namun sialnya, ia gagal dan tidak diterima di seluruh perguruan tinggi yang diinginkannya. "Zaman saya lulus SMA tahun 1973, belum hits dunia hukum. Insinyur yang lagi tren, sehingga saya ikut-ikutan, meski bertentangan dengan hati," jelasnya.
Hingga pada satu tahun kemudian, berdasarkan saran ayahnya dan memang keinginannya, Otto memutuskan kuliah di Fakultas Hukum. "Akhirnya tahun berikutnya orangtua saya bilang, 'nak kamu itu cocoknya jadi pendeta dan kedua jadi hakim' artinya dunia hukum karena dahulu hanya hakim yang terkenal. Meski dahulu dunia hukum nggak menarik untuk masa depan, tapi hati memang ingin sekali. Akhirnya saya ikutin saran orangtua saya, saya tes fakultas hukum, eh diterima. Saya kuliah di Universitas Gadjah Mada," jelasnya.
Setelah berhasil mendapatkan gelar Sarjana Hukum di UGM, Otto kemudian mengambil studi Comparative Law di University Technology of Sydney. Selepas itu, ia kembali ke UGM untuk meraih gelar doktor.
Tak lama setelah lulus, ia langsung mendapat pekerjaan di sebuah kantor pengacara ternama di Jakarta. Setelah mapan, ia memilih membuat firma hukum sendiri dengan nama Otto Hasibuan & Associates. Meski saat ini sudah sukses dan mapan Otto mengaku hidup sederhana. "Hidup ini kan sementara saja. Tuhan betul-betul bermurah hati dan kita nggak boleh sombong. Karena gak ada gunanya kesombongan itu," ujarnya.