Part 1 : New Life

Penulis (Inisial) : Cnd

Tahun ini adalah tahun pertamaku duduk di bangku SMK. Sebenarnya sih, aku tidak mau bersekolah di SMK, tapi walaupun begitu, ya bersyukur aja. Toh aku menjadi murid salah satu SMK favorit di Jakarta. Oh iya, Perkenalkan namaku adalah Candina Putri Meriba, panggil saja Din. Menurut guru–guru di SMP sih, aku adalah anak yang pintar, rajin, sopan, dan menaati tata tertib sekolah. Ya standar anak baik lah. Aku tinggal bersama kedua orangtua dan adik laki-laki ku di keluarga yang sederhana namun bahagia. Hahaha.

Hari ini adalah hari yang aku tunggu, mungkin karena hari ini adalah hari pertamaku di SMK. Namun sebelum aku dapat belajar di sekolah ini, aku harus mengikuti kegiatan yang dipanitiai oleh OSIS setiap tahunnya, yaitu kegiatan MOPDB (Masa Orientasi Peserta Didik Baru). Katanya sih, kegiatan ini dilakukan untuk melatih dan membimbing siswa–siswa baru untuk mengenal lingkungan sekolah barunya, padahal nanti juga kenalan.

Selama 3 hari aku dibimbing oleh kakak–kakak OSIS dalam kegiatan ini, dan aku cukup salut dengan mereka karena dapat meninggalkan kesan, pesan, dan pengalaman tersendiri bagiku atau bahkan bagi peserta didik lain.

Setelah 3 hari melelahkan itu berlalu, akhirnya aku bisa belajar di sekolah ini dan akhirnya bisa memakai seragam putih abu–abu. Katanya sih, seragam ini akan membuat banyak kenangan, dan pastinya masa-masa ini gak akan terulang kembali. Banyak juga yang bilang, pada masa ini kita akan menemui cinta sejati yang mungkin bisa jadi pasangan hidup kita atau sahabat terbaik kita. Kenapa mungkin? karena cinta tidak harus memiliki. Hahaha. Aku percaya aja sih, tapi aku akan coba untuk membuktikannya dan akan aku lalui masa itu satu per satu, dan siapa tahu aku bisa menemui pangeran impian ku?

Hari demi hari, bulan demi bulan aku lalui dengan semangat untuk pergi ke sekolah. Ada hal yang sepertinya tidak dapat diubah sejak SMP, aku merasa hanya mempunyai 3 orang teman dan ngenesnya aku masih jomblo. Dan guru-guru masih memujiku dengan kata yang sangat tak asing di kupingku yaitu pintar, pendiam, ramah, sopan, rajin, dan selalu menaati peraturan yang ada di sekolah. Membosankan, tapi nikmatin aja, toh masih dalam konteks positif.

Di SMK ini, ada ekstrakulikuler yang cukup beragam, namun aku hanya tertarik pada ekstrakulikuler kesenian Karawitan Jawa. Musik menjadi alasanku memilih ekskul itu. Selain itu, ada keinginan untuk memainkan banyak alat musik, ya walaupun hingga saat ini aku tidak bisa bermain gitar, aku pun bingung kenapa.

Hari ini adalah hari pertama ku di ekskul ini, aku memilih bermain alat musik Slentem. Slentem itu salah satu instrument gamelan, dimainkannya dengan cara di pukul dengan alat pemukulnya, seperti alat musik Xilophone yang biasa dimainkan oleh anak–anak kecil. Walaupun begitu, alat musik lain tidak lepas dari tangan kepo ku, seperti Bonang Barung, Gong, Gender, Peking, Kenong, Ketuk, dll.

Latihan sedikit rumit, mungkin karena baru pertama kali. “Huh, lelah juga, tapi besok harus lebih baik lah,” Kataku ngedumel. Tiba-tiba aku mendengar suara kendang, ku pikir cara bermainnya tidak buruk, bahkan keren. Aku mencari darimana suara itu berasal.
“….ng,” Aku tertegun sejenak. Mungkin aku tidak mengerti kenapa, tapi aku merasakan hal yang aneh, seperti terpesona dengan permainanya yang luar biasa. Sepertinya dia kakak kelas ku, soalnya dia tidak botak (Soalnya anak baru dipaksakan botak).

Mungkin ini cinta pandangan pertama.
“hush, ngawur kamu,” kataku berbicara sendiri.

 Esoknya, setiap berlatih karawitan aku selalu memperhatikan dia. Entah, dia sangat mempesona saat bermain kendang, tapi saat tidak bermain kendang pun, dia tidak jelek. Aku dengar-dengar kalau kakak kelas itu bernama Rio. Nama yang tidak asing, mungkin karena aku sering bermain Angry Bird(?)
Suatu hari tim Karawitan sekolah ku akan mengikuti sebuah lomba se-nasional dan aku turut serta dalam tim Senang bukan main, karena ini pertama kalinya, dan mungkin karena kak Rio juga ikut serta dalam lomba tersebut. Aku pun mulai berfikir ini rasa suka yang aneh. Aku merasa mendapat energi lebih jika ada dia.

Sampai akhirnya dari latihan itu, aku bisa mengenal kak Rio. Banyak informasi yang aku dapat tentang dia. Awalnya sih senang, namun  hingga aku tahu bahwa kak Rio sudah memiliki pacar, aku pun menjauh. Aku tidak mau mempunyai masalah dengan kakak kelas, hanya karena hal sepele nanti aku menjadi bahan tertawa dan ejekan mereka. Aku tidak mau.


 To be continued…

Pages